Perjalanan ke Medan Telat Karena Solar

Perjalanan ke Medan Telat Karena Solar

Menonton video youtube tentang travelling baik itu kereta, dan bus khususnya adalah salah satu yang biasanya saya lakukan saat sedang seggang atau selepas kerja. Ya biasanya posting sekitar jam 8 malam, 9 malam, bahkan 10 malam. Saat konsumsi daya otak rendah.

Nah, youtuber traveller Mas Arkan ini biasanya saya suka tonton karena perjalanan yang dia lakukan biasanya selalu jauh terus. Nah tepatnya malam ini saya melihat perjalanan ia menuju ke Medan, tapi ada yang menarik dari vlog video dia kali ini.

Poris - Medan Molor

Yap dia melakukan perjalanan start dari Poris, Tangerang ke Medan, pool PO. Sempati Star. Tapi yang namanya bus lintas Sumatera memang tidak mungkin bisa tepat waktu 100% layaknya bus lintas Transjawa. Oleh karena itu, jika ada keterlambatan 6-8 jam saja, itu sudah cukup bagus. Tapi sayang tidak untuk Mas Arkan saat itu. Jeda keterlambatan yang ia lalui melebihi 8 jam, dan diwarnai dengan beberapa insiden.

Antre Jatah

Salah satu hal yang membuat perjalanan ia lama salah satunya adalah karena antre jatah untuk mengisi solar. Bagi yang belum tahu, ada beberapa daerah di Sumatera pada jam tertentu kita harus rela mengantre cukup panjang hanya untuk mengisi solar bus. Mau tidak mau antrean di sana tidak hanya mobil dan bus saja, melainkan truk dan tronton juga. Jadi wajar kalau mengantre 2-4 jam itu sudah menjadi hal yang cukup biasa.

Jatah Solar

Hal lainnya yang membuat saya kaget adalah adanya jatah solar bagi kendaraan. Sebagai contoh, untuk mobil roda 4 maksimal pembelian pertalite 40 liter sehari, kemudian kategori truk berapa liter sehari. Kemudian untuk bus maksimal pembelian solar adalah 100 liter per hari. Bagi bus lintas antar Sumatera yang melakukan perjalanan lebih dari 48 jam, tentu saja 100 liter per hari sangatlah kurang. Misalkan saja mesin bus yang ditumpangi Mas Arkan adalah 1836 dimana rasio solarnya adalah 1:3. Berarti dengan 100 liter solar hanya mampu menempuh jarah kira-kira di 300 km-an saja. Realitanya, dalam sehari bisa sampai 500 km.

Kebijakan Aneh

Saya hanya berpikira bagaimana nasib supir barang yang mengangkut dari pelabuhan ke warehouse, begitu juga sebaliknya namun dengan jarak yang cukup jauh. Andai kata dijatah 100 km per hari, apakah itu cukup untuk mengantar barang ke tujuan? Kalau kurang siapa yang mau tanggung jawab? Maka dari itu semoga hal ini bisa jadi perhatian untuk pemerintah, untuk bus dan truk yang menggunakan plat kuning seharusnya diberikan pengecualian, atau ditambah jatah solarnya.